Film Kitab Sijjin & Illiyyin Berupaya Hadirkan Kesan Gore

Fokutamax.com, Jakarta - Layar bioskop Tanah Air masih akan dihiasi oleh berbagai film horor yang datang silih berganti. Kali ini, film berjudul Kitab Sijjin & Illiyyin karya sutradara Hadrah Daeng Ratu akan serentak tayang di bioskop pada 17 Juli mendatang.
Setelah membuat film Sijjin (2023), Hadrah kembali menyajikan film horor religi dengan nuansa yang lebih gore. Film produksi Rapi Films ini dibintangi sederet aktor seperti Tarra Budiman, Djenar Maesa Ayu, Yunita Siregar, Dinda Kanyadewi, Eduward Manalu, Kawai Labiba, dan Sultan Hamonangan.
Sejumlah Tantangan di Film Kitab Sijjin & Illiyyin
Hadrah mengatakan ada sejumlah tantangan dalam penggarapan film ini karena ia menerapkan perbedaan dari karya sebelumnya. “Ini lebih lokal, membumi. Terus bagaimana bisa menampilkan adegan horor dengan sangat intense dan bikin ngilu,” ujarnya dalam konferensi pers di Epicentrum XXI, Jakarta pada Rabu, 9 Juli 2025.
Ia menuturkan fokusnya adalah memberikan kengerian pada penonton, meski tanpa teknik sinematografi yang banyak pergerakan. “Mudah-mudahan terasa saat menonton,” kata Hadrah.
Ia mengatakan Rapi Films selalu memberikan dukungan terhadap dirinya sebagai sutradara. Hal itu karena selalu diberi kebebasan saat proses penggarapan. “Diskusinya juga dijaga dan didampingi, jadi dari triangle sistem awal, produser, penulis, sutradara, kami benar-benar tahu mau buat yang seperti ini,” ujar Hadrah.
Penulis skenario Lele Laila mengatakan saat menulis film ini dan mempresentasikan kepada Rapi Films, ada permintaan bahwa ceritanya kurang seram. Sehingga dirinya harus menambah daya seram itu. “Tantangan terbesarnya itu karena sekarang film horor banyak sekali. Rasa takut orang sudah terbiasa,” katanya.
Jangan Terjebak Hanya pada Sijjin
Ia mengatakan saat membahas Kitab Sijjin & Illiyyin mewanti-wanti agar tak terjebak di Sijjin saja melainkan juga membahas Illiyyin. “Karena bapak saya ustad, saya tak asing dengan ayat di Al-Qur’an yang membahas Sijjin dan illiyyin. Makanya ketika bikin cerita yang tujuannya adalah menyebarkan kebaikan juga, bukan sekadar nakut-nakutin. Makanya di situ ada kebaikan yang dilakukan sama karakter yang diciptakan di film itu,” ujarnya.
Aktris, Yunita Siregar mengatakan memerankan Yuli di film ini cukup berat, apa lagi dia di awal memiliki keraguan untuk mengambil peran ini. “Tapi saya dan sutradara sama-sama mencari karakter Yuli ini akan dibuat seperti apa, switching-nya sampai semaksimal apa, kami gambar grafiknya, terus juga aku nonton beberapa referensi film yang karakter perempuannya ini mengalami perubahan yang cukup signifikan,” katanya.
Ia mengaku sampai mempertanyakan apa yang dialami karakter Yuli di masa lalu hingga punya pemikiran menjadi karakternya di setengah hingga akhir film. “Ternyata memang rasa sakit hati seseorang itu bisa membuat orang berubah jadi monster ya, dan menurut aku itu sangat manusiawi,” ujar Yunita.
Sementara Dinda Kanyadewi yang memerankan Laras mengambil beberapa nilai. Laras adalah anak yang tumbuh di lingkungan yang penuh dengan kebencian. “Sebagai orang tua, kalau kita tidak menjaga perkataan, tidak menjaga apa yang kita lakukan di rumah, direkam sama anak kita, itu bisa benar-benar berpengaruh buruk sekali ke anak,” ujarnya.
Djenar Maesa Ayu yang memerankan Ambar mengatakan naskah film ini sangat kuat dan jelas untuk masing-masing pemain membuatnya bersemangat mengambil peran dalam Kitab Sijjin & Illiyyin. “Bisa dilihat script yang bagus atau tidak itu dari, kalau ada satu adegan saja diambil dari yang kita baca itu mungkin masih bisa (berjalan). Tapi kalau script yang bagus, kayaknya sudah tak mungkin karena sedemikian padatnya script ini. Semuanya itu sudah mengalir, dan memang sudah harus terjadi seperti itu,” ujarnya.